INDRAMAYU – Kabupaten Indramayu sebagai daerah penyangga pembangunan Pelabuhan Laut Patimban di Kecamatan Pusakanegara, Kabupaten Subang, Jawa Barat bakal kecipratan pembangunan jembatan.
Jembaaatan tersebut sebagai penghubung sebagai wilayah perbatasan daerah Truntum, Kecamatan Pusakanegara, Kabupaten Subang dengan Desa Ujunggebang, Kecamatan Sukra, Indramayu, Jawa Barat.
Camat Sukra, Ahmad Mansyur ketika dihubungi Pos Kota, Rabu (24/4/2019) di ruang kerjanya, mengemukakan, adanya proyek pembangunan jembatan di Kabupaten Indramayu karena lokasi Pelabuhan Laut Patimban di Kabupaten Subang berada di daerah perbatasan dengan Kabupaten Indramayu, tepatnya berbatasan dengan Desa Ujunggebang, Kecamatan Sukra.
Pembangunan jembatan itu katanya guna memudahkan hubungan lalu-lintas darat sebagai masyarakat di kedua daerah perbatasan. Jembatan akan dibangun di atas Kali Sewo menghubungkan Desa Ujunggebang, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu dengan daerah Patimban, Kecamatan Pusakanegara, Kabupaten Subang.
Jembatan penghubung di daerah perbatasan itu katanya cukup bermanfaat bagi masyarakat di 2 kabupaten. Pembangunan jembatan dirancang dapat dilalui kendaraan roda empat atau lebih.
“Sehingga masyarakat Desa Ujunggebang yang akan bepergian ke Patimban atau sebaliknya jarak tempuhnya semakin singkat, karena jalannya tidak perlu muter-muter lagi,” katanya.
Camat mengakui, Kabupaten Indramayu pada masa lalu, kurang diperhatikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sebagai buktinya, katanya di Majalengka, Pemerintah Provinsi Jawa barat membangun Bandara Internasional Kertajati.
Begitupun di Kabupaten Subang dibangun Pelabuhan Laut Patimban berskala Nasional bahkan Internasional. “Sedangkan Kabupaten Indramayu tidak kebagian proyek apa-apa,” katanya.
Baru pada masa sekarang ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendukung Kabupaten Indramayu dalam usulan lokasi pembangunan Embarkasi Haji yang menurut rencana akan dibangun tahun 2020 di Kecamatan Lohbener.
Pembangunan Embarkasi Haji di Kabupaten Indramayu ini diharapkan memunculkan multi efek player, khususnya dalam peningkatan taraf perekonomian masyarakat Kabupaten Indramayu.
Dengan adanya Embarkasi Haji kata Camat Sukra, Achmad Mansur dimungkinkan akan berdampak positif terhadap pertumbuhan pembangunan hotal atau penginapan, sehingga roda perekonomian di masyarakat makin lancar berputar.
Camat menyebut kebiasaan orang Indramayu jika mengantar jemaah haji itu cukup banyak. “Yang berangkat haji hanya 2 orang, yang mengantarnya sampai 3 mobil,” katanya.
Fenomena ini jika dimanfaatkan pengelola hotel akan menguntungkan. Setidaknya para pengantar haji akan bermalam di hotel atau penginapan dekat Embarkasi Haji.
Camat Sukra mengemukakan, secara geografi Kabupaten Indramayu ini termasuk daerah agraris. Dari dahulu Kabupaten Indramayu sangat bangga memperoleh julukan daerah agraris.
Namun katanya yang menjadi masalah sebutan daerah agraris ini secara ekonomi sulit berkembang bila dibandingkan daerah industry yang terbukti banyak menyerap tenaga kerja.
Karena itu ujarnya jangan terlalu bangga dengan daerah agraris. Sebab nyatanya masyarakat sulit mendapatkan lapangan pekerjaan. Jika Kabupaten Indramayu ingin lebih maju dari sekarang Pemkab dan DPRD Indramayu harus merubah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang memungkinkan adanya kawasan industri terbatas.
Melalui perubahan RTRW ini diharapkan investasi khususnya di bidang industri akan lebih banyak mengalir ke wilayah Kabupaten Indramayu. Apalagi Kabupaten Indramayu ini sangat diuntungkan dengan kondisi sosial masyarakat yang dinilai lebih familier, ramah tamah dan menghargai perbedaan.
Upaya positif yang dilakukan Camat Sukra, Achmad Mansur terkait adanya proyek pembangunan Pelabuhan Laut Patimban ada dua langkah.
Pertama, mengusulkan kepada kontraktor utama proyek pembangunan Pelabuhan Laut Patimban agar memanfaatkan tenaga kerja lokal warga Kabupaten Indramayu untuk dipekerjakan pada proyek pembangunan Pelabuhan Laut Patimban.
“Kami sudah mengirim surat meminta agar masyarakat Kabupaten Indramayu memperoleh kesempatan bekerja di proyek pembangunan Pelabuhan Laut Patimban. Tapi sebelum calon tenaga kerja ini direkrut, Saya minta ada kegiatan pelatihan calon tenaga kerja terlebih dahulu untuk menambah skill mereka dan setelah lulus pelatihan memperoleh sertifikat,” katanya.
Kecamatan Sukra, kata Achmad Mansur merupakan wilayah penyangga lokasi pembangunan Pelabuhan Laut Patimban. Jika terjadi apa-apa di Patimban maka efeknya dapat berpengaruh terhadap wilayah Kecamatan Sukra.
Dikatakan, pada saat proyek pembangunan Pelabuhan Laut Patimban berlangsung dibutuhkan sedikitnya 1.500 orang tenaga kerja. “Kami mengharapkan 500 orang tenaga kerja itu diisi dari tenaga kerja lokal masyarakat Kabupaten Indramayu,” katanya.
Karena itu lanjutnya sebelum pembangunan Pelabuhan Laut Patimban direalisasi, pihaknya mengharapkan ada pelatihan 500 orang calon tenaga kerja guna membekali skill yang bersertifikat. “Surat dari Saya ternyata direspon. Mudah-mudahan rekrutmen tenaga kerja lokal nantinya lancar tidak ada halangan,” katanya.
Upaya kedua, kata Camat Achmad Mansur, mendukung adanya pemukiman orang asing yang bekerja di proyek Pelabuhan Laut Patimban tinggal di wilayah Kabupaten Indramayu termasuk di Kecamatan Sukra.
“Hingga saat ini ada dua pemukiman warga asing, yang bekerja di proyek pembangunan Pelabuhan Laut Patimban yang berada di Kecamatan Sukra,” katanya.
Dikatakan, orang asing merasa aman dan nyaman tinggal di Kecamatan Sukra. Hal itu karena respon masyarakat pada umumnya sangat memahami sopan santun. “Makanya orang-orang asing itu betah tinggal di Kecamatan Sukra,” ujarnya. (taryani/win)