Denpasar –
Menjadi orang tua tunggal memberi tanggung jawab besar bagi Sih Warti (44) untuk menafkahi anak-anaknya. Sempat berjualan buah keliling maupun mengambil rongsokan akhirnya mendorong Sih untuk mendaftar menjadi driver ojek online (ojol).Wanita yang karib disapa Mak Sih itu bercerita hidupnya jungkir balik saat anak keduanya yang berusia 17 tahun didiagnosa kanker paru dan kanker otak. Tak hanya itu dia juga harus berpisah dengan suaminya saat anak ketiganya masih berusia balita. “Suami saya kecantol sama cewek kafe, mobil semua habis buat ceweknya. Sebelumnya kerja sembarang nyari rongsok iya, jualan buah keliling sambil gendong anak (bungsu). Sekarang sudah empat tahun di Gojek,” kata Mak Sih saat ditemui di sela perayaan Hari Kartini di kantor Gojek, Jalan Teuku Umar, Denpasar, Bali, Rabu (24/4/2019).
Mak Sih menuturkan saat anak keduanya didiagnosis kanker dia merasa dibantu oleh para rekan seprofesinya. Dia terharu dengan ikatan kekeluargaan sebagai driver ojol.”Anak kedua sakit kanker sampai dimasukin ke FB sama orang-orang di sini biar ada donaturnya. Saya nggak punya uang, anak saya cowok kanker paru habis selesai dioperasi kanker otak dirawat sampai tiga bulan di RSUP Sanglah. Semua (driver) seluruh Bali ini urunan biaya anak saya,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca.Mak Sih mengaku giat bekerja demi melunasi utang-utang biaya berobat anak keduanya. Dari Gojek pula dia akhirnya bisa melunasi cicilan motor almarhum anak keduanya. “Anak meninggal saya makin semangat kerja. Motor satu sudah lunas, semua biaya lunas dari hasil Gojek, kalau Gojek yang penting kita rajin. Saya ada tamu minta anterin garam 50 kg katanya driver lain cancel saya ambil, memang berat sampai miring-miring tapi kalau bisa saya angkut,” tuturnya. Pengalaman menakutkan bagi Mak Sih yaitu ketika dikejar anjing saat mengantar orderan Go-Food. Dia mengaku sampai minta digendong pria yang ditemuinya karena trauma. “Saya pernah dikejar anjing malem-malem, sekarang saya lebih baik berangkat pagi. Waktu itu ada orang lewat saya minta gendong sampai ke motor, soalnya anjing empat keluar semua, sebelumnya saya pernah digigit anjing dua kali,” ujarnya. Tak hanya itu dia juga kesal ketika harus mengantar pelanggan yang genit dan yang memberinya komentar jelek. Misalnya saja ketika dituduh memberi uang kembalian kurang Rp 10 ribu hingga akunnya di-suspend, padahal uang itu diberikan pelanggannya sebagai tips.”Saya pernah di-suspend tiga hari tak cari komentarnya karena kembalian yang dikasih kurang Rp 10 ribu, padahal itu uangnya dia kasih. Saya kan inget banget sama rumahnya saya datengin saya kembalikan uangnya, saya bilang ‘ibu kan ngasih tips ke saya, kalau nggak ikhlas ya nggak usah ini saya kembalikan tapi jangan matiin rezeki orang bu’. Ibunya minta maaf-minta maaf sama saya, uangnya tetep saya balikin,” ujar ibu tiga anak itu. Selama bekerja menjadi driver ojol, Mak Sih mengaku mendapatkan penghasilan kotor Rp 250-325 ribu. Terkadang Mak Sih juga membawa anak bungsunya bekerja karena tak ada yang menunggui. “Kalau malam anak saya yang kecil ikut, ada tukang parkir di pasar malem Kreneng saya titip kasih duit Rp 5 ribu atau tukang dagang martabak. Saya banyak ketemu orang baik di jalan,” ucap Mak Sih. Meski hidup pas-pasan, Mak Sih tetap ingat untuk beramal. Sebab, dia ingin anaknya yang sudah meninggal mendapat jalan yang lapang. “Kadang kalau lihat anak sekolah belum dijemput saya kasihan dan anterin pulang, sebelumnya telepon dulu ke ortunya nanti saya dikira culik anak lagi. Saya juga selalu bawa selang kalau ada orang kehabisan bensin saya kasih, biar anak saya dapat tempat baik di sana,” ceritanya. Dia pun bersyukur dengan bekerja sebagai driver ojol nasibnya menjadi lebih baik. Apalagi dia kerap mendapat komentar positif dari pelanggan karena pelayanan dan keramahannya.”Saya bersyukur ada Gojek, padahal awalnya nggak bisa main Hp sampai diketawain anak saya dulu. Saya juga sempet masuk jadi driver super, karena komentarnya bagus-bagus saya dibilang wonder woman,” ujarnya tersipu.
(mul/ega)