Penandatanganan kesepakatan sebagai Cirebon Power, Hyundai Engineering & Construction (HDEC), dan Komite Rekrutmen Tenaga Kerja ASPAM (Astanajapura, Pangenan, dan Mundu), terkait penyerapan tenaga kerja lokal pada proyek PLTU Cirebon Power Unit 2, Rabu (15/5/2019). (Erika Lia/Ayocirebon.com)
ASTANAJAPURA, AYOCIREBON.COM–Cirebon Power menargetkan penyerapan tenaga kerja lokal Cirebon hingga 50% dari total tenaga kerja dalam proyek pembangunan PLTU Cirebon Power Unit 2.
Saat ini, proyek pembangkit berteknologi ultra super critical itu telah mencapai 47%. Rencananya, PLTU Cirebon Power Unit 2 mulai beroperasi pada Februari 2022.
Komitmen penyerapan tenaga kerja lokal ditandai dengan penandatanganan kesepakatan sebagai Cirebon Power, Hyundai Engineering & Construction (HDEC), dan Komite Rekrutmen Tenaga Kerja ASPAM (Astanajapura, Pangenan, dan Mundu), Rabu (15/5/2019).
Kesepakatan itu berarti rekrutmen tenaga kerja akan dikoordinir melalui komite rekrutmen yang mewakili sembilan desa di sekitar pembangkit. Komite yang akan bekerja independen ini telah mulai dibentuk sejak beberapa waktu lalu, dikelola perwakilan desa setempat.
Wakil Presiden Direktur Cirebon Power, Joseph Pangalila menyatakan, kesepakatan itu merupakan inisiatif Cirebon Power dengan menggandeng muspika tiga kecamatan (Astanajapura, Pangenan, dan Mundu), serta tokoh dan perwakilan masyarakat. Komite ini diharapkan dapat menyerap aspirasi warga dan memanfaatkan optimal potensi sumber daya manusia masyarakat setempat.
Namun, dia menekankan agar komite rekrutmen bekerja transparan dan adil. Pihaknya tak mengharapkan ada keluhan dalam proses rekrutmen.
“Semoga tidak ada keluhan dalam proses rekrutmen, jangan ada KKN dan lainnya. Hanya potensi terbaik dan kompeten yang didorong untuk bekerja,” tegasnya.
Bersamaan dengan itu, Cirebon Power juga akan meminta seluruh perusahaan kontraktor dan sub kontraktor pada proyek pembangkit berkapasitas 1000 MW itu untuk memprioritaskan sumber daya lokal. Dia memprediksi, pada puncak pengerjaan proyek akan dibutuhkan tenaga kerja hingga 4.000 orang.
“Kalau semua bekerjasama dengan baik, semoga bisa mencapai komposisi 50%, yang berarti sekitar 2.000 tenaga kerja dari Cirebon,” cetusnya.
Terlebih, dia menilai, warga sekitar sudah memiliki pengalaman pada proses pembangunan PLTU sebelumnya. Bila pada PLTU sebelumnya tenaga kerja lokal yang direkrut mencapai sekitar 1.600 orang, pembangunan PLTU Unit 2 diharapkan berjumlah lebih banyak lagi.
Sementara, Project Director Hyundai Engineering & Construction (HDEC), Lee Yun Seok mengaku, siap menampung sebanyak-banyaknya tenaga kerja lokal. Namun, tenaga kerja itu akan disesuaikan kebutuhan proyek.
Selain siap merekrut tenaga kerja lokal, pihaknya juga mendirikan pusat pelatihan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja lokal. Dengan begitu diharapkan, para pekerja lokal bisa lebih banyak terserap.
“Kami belum bisa menghitung jumlah yang akan diserap. Tapi sebanyak-banyaknya,” janji Lee.
“Jumlahnya berapa yang akan kita serap, kita belum bisa hitung. Tapi sebanyak-banyaknya,” katanya.
Dia mengungkapkan, cukup banyak posisi yang bisa diisi tenaga kerja lokal sesuai perkembangan proyek saat ini, seperti welder, fitter, helper, dan lainnya.
Ketua Komite Reruitmen Tenaga Kerja ASPAM, Setiawan Bayu Nugroho mengapresiasi kesepakatan itu. Pembentukan komite sendiri sudah mulai digagas dan didiskusikan beberapa waktu lalu.
“Kami optimistis pembentukan komite yang mewakili sembilan desa ini bisa mengoptimalkan perekrutan tenaga kerja lokal,” tuturnya.
Dia pun memastikan, tak ada orang luar yang terlibat dalam komite di setiap desanya. Komite itu hanya diisi perwakilan dari lembaga desa dan ditunjuk resmi kuwu (kepala desa).
Menurutnya, keberadaan komite dan kesepakatan tersebut menghindarkan calo-calo tenaga kerja yang merugikan masyarakat. Dia juga memastikan, proses rekrutmen yang dilakukan komite tenaga kerja seluruhnya tanpa pungutan biaya.