sebagai.com, Jakarta – Komisi Pemilihan Umum atau KPU menyebutkan jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS Pemilu 2019 yang meninggal sejauh ini mencapai 119 orang, sedangkan yang sakit sebanyak 548 orang. Diduga, hal itu mereka alami karena kelelahan karena harus kerja terus menerus sebelum setelah proses pemungutan suara berlangsung.Baca: Jam Kerja 996 ala Jack Ma, Apa Risikonya untuk Kesehatan?Setelah pemungutan suara, para petugas KPPS harus menghitung perolehan suara masing-masing kandidat. Penghitungan ini berlangsung sejak pemungutan suara usai pada siang hari dan kadang-kadang baru selesai dini hari. Padahal, sehari sebelumnya mereka harus menjaga tempat pemilihan suara.Waktu bekerja yang begitu panjang tanpa diselingi istirahat ini memicu kelelahan dan stres. Dikutip dari Web MD, stres yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan penyakit jantung, hipertensi, dan detak jantung tidak teratur.
Kasus kematian pada ratusan petugas KPPS ini mendapat Kesehatan Nila Moeloek. Menurut dia, apa yang dialami para petugas KPPS itu dipicu kelelahan karena jam kerja yang begitu panjang. “Kita tidak mungkin bekerja 24 jam, bisa kelelahan,” kata dia di sela-sela kunjungannya ke pabrik Kimia Farma Denpasar, Bali, Selasa, 23 April 2019.Menurut dia kondisi akan bertambah parah ketika para petugas ini sebelumnya memang memiliki penyakit, seperti hipertensi. Hipertensi mengharuskan pasien mengonsumsi obat penurun tekanan darah terus menerus. Karena tidak sempat pulang dan tidak membawa obat, mereka bisa saja melewatkan minum obat.”Setelah beberapa jam mereka stres. Tidurnya juga tidak disediakan tempat tidur,” kata dia.Terkait kasus ini, Kementerian Kesehatan diminta turun tangan. Kementerian mengaku telah mengirim surat ke seluruh dinas kesehatan di Indonesia untuk memeriksa kondisi kesehatan tenaga yang bertugas di tempat pemungutan suara atau TPS. “Tapi memang keburu sudah ada yang meninggal,” ujar dia.Baca: Kerja hingga Larut Malam Rawan Kanker Prostat, Intip Studi Ini