
Jakarta, sebagai Indonesia – Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan guna menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, pemerintah sedang merombak struktur belajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pasalnya, kualitas lulusan SMK saat ini masih jauh dari yang dibutuhkan.”Dirombak habis-habisan SMK di mana struktur belajarnya diubah. Bisa jadi sedikit di kelas, sisanya lebih banyak praktek dan magang. Sekarang SMK 3 tahun dapat ijazah belum tentu dapat kerja. Sudah dapat ijazah tapi tidak dapat kerja itu terlalu mahal,” kata Darmin dalam sambutannya di HSBC Economic Update, Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Selain itu, Darmin melanjutkan, tiap SMK harus mempunyai modul yang jelas. Tiap-tiap SMK harus mengajarkan siswa sesuai kejuruan mereka. Tiap tahun siswa juga perlu mendapat dua standar kompetensi.”Tahun pertama misalnya dia bikin rumah dia bisa buat pintu dan jendelanya dulu. Tahun kedua bisa yang lain-lain. Sehingga dia nantinya bisa bekerja atau membuat pekerjaan sendiri,” ujar Darmin.
Foto: Konferensi Pers EU Sawit, 18 Maret 2019 di Gedung Kemenko Perekonomian.
Selain komposisi belajar yang harus dirombak, kurikulum belajar juga harus diubah. Kurikulum belajar SMK saat ini dinilai normatif, kurang kurikulum yang sifatnya kompetensi. “Kita akan mengirim instruktur dan guru ke luar negeri karena tidak ada kompetensinya di sini. Kurikulumnya banyak yang normatif karena gurunya tidak ada,” kata Darmin.Ada tiga lapisan yang dirumuskan pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM, yaitu Balai Latihan Kerja (BLK), SMK, dan Politeknik. Namun, pendidikan vokasi pun perlu mendapat dukungan dunia industri.Simak video terkait program vokasi pemerintah di bawah ini.[Gambas:Video sebagai](miq/miq)